Tara Salvia, tempatku berguru menjadi guru!
Aku kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta, jurusan Kimia. Aku lulus tahun 2015 dan di wisuda di bulan September tahun itu. Begitu lulus dan dapat ijazah, aku tidak membuang waktuku. Aku langsung mencari kerja. Saat itu yang ada dipikiranku “Aku harus kerja, setidaknya untuk memenuhi uang jajanku sendiri”. Aku mulai mencari kerja dengan membuat account di Jobstreet dan JobsDB. Aku membuat profil dan CV semenarik mungkin. Selain itu, aku juga melamar melalui email-email resmi perusahaan. Karena aku lulusan Kimia, aku mengincar perusahaan sesuai dengan bidangku. Satu bulan setelahnya aku diterima kerja di perusahaan import alat lab dan kesehatan di daerah Jakarta Barat. Aku diterima sebagai marketing support. Tugasku adalah sebagai backing para sales tentang alat-alat lab, karena salesnya bukan lulusan kimia, jadi mereka kurang paham bagaimana cara mengoperasikan atau alat apa yang cocok dengan kebutuhan klien. Perusahaan tempatku bekerja bukan perusahaan besar, tapi bos dan teman-temanku semuanya baik dan ramah. Aku cepat beradaptasi karena mereka. Namun, karena kendala jarak kantor dengan rumah yang cukup jauh, selain itu juga karena permintaan ibuku, aku resign. Aku resign setelah 2 bulan bekerja di sana. Ibuku bilang, “Kamu cari kerja saja yang dekat dengan rumah, atau coba melamar jadi guru, kamu kan punya pengalaman mengajar les”. Permintaan ibuku langsung kupenuhi. Aku mencari sekolah-sekolah swasta terdekat dari rumah, aku kirim CV melalui email hrd mereka. Salah satu sekolah yang aku lamar adalah Sekolah Tara Salvia. Setelah di telepon, aku datang untuk tes dan wawancara. Saat itu ada 3 kandidat termasuk aku. Kedua kandidat tersebut merupakan lulusan pendidikan guru sekolah dasar atau PGSD. Aku hopeless, aku yakin sepertinya aku tidak diterima. Namun, takdir berkata lain. Takdir seolak mengamini permintaan ibuku agar aku menjadi seorang guru. Ya, aku diterima kerja di Tara Salvia. Sebagai asisten guru kelas 5.
Di Tara Salvia hanya ada dua jenjang yaitu SD dan SMP. Di jenjang SD, satu kelas diajar oleh 2 guru. Satu sebagai wali kelas, satunya lagi sebagai asisten guru. Tugas utamaku bukan mengajar. Aku membantu guru kelas menyiapkan hal-hal penunjang belajar di kelas seperti, alat peraga, kertas, karton, dan semua hal yang siswa butuhkan untuk belajar. Selain itu, saat wali kelas mengajar, aku mengajarkan siswa jika mereka kesulitan dalan mengerjakan latihan soal. Aku berkeliling dari satu siswa ke siswa lain.
Semua aku jalani sesuai dengan permintaan ibuku. Tempat kerja dekat dan jam kerja yang tidak terlalu sore. Lama kelamaan aku menikmati peranku sebagai guru. Aku senang berinteraksi dengan para siswa. Mereka cerdas dan cukup dewasa walaupun masih dijenjang SD.
Di Tara Salvia, akademik bukan prioritas. Para guru dituntut untuk membangun karakter anak. Mulai dari kemandirian, kedisiplinan, sopan santun, berteman baik, berbagi, saling menghormati dll. Bahkan, jika terjadi perselisihan antarsiswa, bukan guru yang menyelesaikan secara langsung, siswa diajak diskusi untuk mencari jalan menyelesaikan masalah. Disini siswa benar-benar dilibatkan untuk diskusi, menyampaikan pendapat, bertanya, dan menjawab. Semua harus aktif! Aku yang benar-benar tidak punya latar belakang kuliah di jurusan pendidikan sangat merasakan bahwa aku tidak mengerti apa-apa soal keguruan. Aku hanya bermodalkan pengalamanku mengajar sebagai guru les privat. Buatku, yang terpenting anak didik lesku nilainya bagus. Aku tak peduli attitude mereka seperti apa. Buatku, aku hanya sebatas guru les yang mengajar kemudian dibayar.
Bekerja di Tara Salvia benar-benar membuatku membuka mata bahwa pendidikan bukanlah hanya sekadar soal nilai. Di Tara Salvia, “jika nilaimu bagus nak, itu bonus. Yang paling utama itu adalah bagaimana sikapmu terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan”. Pendidikan sekarang sudah sangat berbeda seperti saat zamanku SD. Berkerja di Tara Salvia membuatku ingin mengulang masa kanak-kanakku. Selain soal cara mendidiknya, hal yang membuat aku senang disini adalah semua karyawan sama atau setara. Mulai dari kepala sekolah, wakil, koordinator, guru kelas, asisten guru, guru spesialis, shadow teacher, tim keuangan dan administrasi, OB, OG, sampai satpam, semuanya mendapat perlakuan yang sama. Sekolah memberikan pelatihan kepada semua karyawannya sesuai dengan kebutuhan kerjanya. Disini, karyawan tidak hanya sekadar bekerja, mereka juga dibangun karakternya oleh sekolah. Adalagi yang membuat aku benar-benar belajar menjadi guru. Setiap pembagian rapot, biasanya orangtua memberikan bingkisan kepada guru sebagai tanda terima kasih karena sudah mengajarkan anaknya. Tapi di Tara Salvia tidak seperti itu. Guru atau karyawan lain tidak diperkenankan untuk menerima tanda terima kasih dari orang tua dalam bentuk apapun. Aku awalnya sedikit terkejut, karena ini sangat berbeda dengan sekolah pada zamanku dan sekolah lainnya. Sebagai gantinya orang tua saling bekerja sama mengadakan acara “Teacher Appeciation Day”. Acara tersebut diadakan setelah pembagian rapot. Meskipun judul acara itu “Teacher” namun acara ini tidak hanya di tujukan untuk guru-guru saja. Semua warga Tara Salvia ikut meramaikan acara ini. Acara ini juga tidak hanya sebagai menunjukkan rasa terima kasih orang tua kepada semua elemen sekolah, tapi juga sebagai rasa syukur kepada Tuhan karena berkat-Nya tahun ajaran dapat berjalan dengan baik.
Setelah 1,5 tahun bekerja di Tara Salvia, aku memutuskan untuk resign karena akan menikah. Keputusan untuk resign sebenarnya agak berat. Tara Salvia adalah zona nyamanku yang kedua setelah rumah.
Bagiku, Tara Salvia bukan hanya tempatku bekerja. Tara Salvia membuat aku paham makna sebenarnya "Guru Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Tara Salvia benar-benar mengajarkan aku bahwa menjadi guru bukan hanya sekadar mentransfer ilmu. Tara Salvia mengajarkan aku bahwa menjadi guru bukanlah soal mendapat bingkisan dari orang tua diakhir tahun ajaran baru. Bahwa guru itu harus menginspirasi. Guru itu harus membangun akademik sekaligus karakter siswanya. Terima kasih Tara Salvia, terima kasih murid-muridku sudah mengajarkan aku nilai-nilai kehidupan sebagai pendidik :)