top of page

Makan Gulai Di Tikungan


Kalau kamu sering lewat di daerah Blok M, kamu pasti tidak asing dengan kuliner Gulai Tikungan atau biasa disebut gultik. Dinamakan gultik karena para penjualnya menjajakan makanan tersebut di pinggir sepanjang jalan Mahakam (dekat hotel Grand Mahakam) atau lebih tepatnya di tikungan perempatan anatara SMA 6 jakarta dan Blok M Plaza. Para penjual gultik mulai berjualan dari sore hari sekitar pukul 17.30 sampai malam hari atau sampai gultik habis terjual. Jadi, jangan harap kamu dapat menemukan penjual gultik di siang hari ya.

Jumlah penjual yang menjajakan gultik tidak hanya satu orang saja. Mungkin ada sekitar 10 atau lebih penjual gultik. Setiap penjual gultik, membatasi lapak mereka satu sama lain dengan kursi plastik yang bisa digunakan oleh pembeli untuk duduk menikmati gultiknya.

Sesuai dengan namanya, Gultik, adalah gulai daging atau daging yang dimasak dengan santan dan bumbu rempah, disajikan dengan nasi putih hangat dan ditambah dengan kerupuk. Kuah gulainya tidak terlalu kental tetapi juga tidak terlalu encer. Gulai yang dijual selalu dalam keadaan hangat karena penjual menggunakan kompor yang selalu menyala.

Gultik disajikan dalam porsi kecil. Nasinya hanya setengah centong, lalu disiram dengan kuah gulai serta ada potongan-potongan kecil daging dan tetelan. Penjual gultik juga menjajakan sate telur puyuh, sate usus, sate ati ampela, dan sate kulit ayam sebagai menu pilihan untuk pelengkap menikmati gultik. Selain itu, mereka menyediakan sambal dan kecap untuk penguat rasa. Sambal yang disajikan memang tidak kental, tapi rasanya cukup pedas.


Satu porsi gultik dibrandol seharga Rp 12.000. Untuk satenya, satu tusuk sate dihargai Rp 2000. sedangkan untuk minumnya, penjual menyediakan Teh Botol dan Aqua botol yang harganya Rp 4000- Rp 5000. Cukup murah kan?. Namun, aku yakin kalau kalian makan gultik tidak cukup hanya 1 porsi saja. Mungkin 2 atau 3 porsi baru kenyang. Dari segi rasa, gultik ini sama seperti gulai daging pada umumnya. Rasanya gurih, tidak pedas, dan rempahnya cukup terasa. Menurutku, gultik ini enak dan bisa jadi salah satu pilihan kuliner.

Letaknya yang dipinggir jalan, membuat kita mau tidak mau makan sambil menikmati suara kendaraan yang lalu-lalang. Kadang disertai pemandangan kendaraan yang macet. Selain itu, ada pengamen yang akan bernyanyi dan meminta uang receh. Saranku kalau kalian makan makanan dipinggir jalan seperti gultik, selalu sediakan uang recehan untuk pengamen dan bayar parkir.


Kalau kamu ke gultik pada hari biasa mungkin tidak terlalu ramai dan mudah mendapatkan tempat duduk. Tapi kalau kamu kesana saat malam minggu, jumlah pembelinya mungkin bisa 2x lipat dari biasanya. Yang belum pernah coba gultik, yuk sekali-sekali main ke tikungan jalan Mahakam, Blok M.

bottom of page